Au Revoir…

Wuaaaah… udah lama banget ga nulis 😅 Maklum, Sis.. Setelah tulisan terakhir, kami buru-buru cus pulang ke Indonesia. Jangan tanya gimana riweuhnya…wkwkwkwkk…

Masker + face shield harus selalu dipakai

Pulang di saat pandemi gini, udah pasti level keriweuhannya bertambah 😅. Cek klinik mana yang bisa tes covid untuk pelancong (dan harganya), mengajukan surat keterangan dari KBRI, memastikan persyaratan dari setiap maskapai (karena kami menggunakan 2 maskapai), sampai harus packing baju untuk ganti selama perjalanan & bekal makanan, karena belum pasti ada restoran yang buka saat transit.

Berburu Tiket

Pertimbangan memilih maskapai tentu saja maskapai yang telah siap dengan protokol covid. Berdasar pengamatan sejak awal pandemi, maskapai yang paling siap nampaknya Emirates. Tapi di tanggal yang akan kami pilih, harganya ga manusiawi 😂 Yawis, akhirnya balik lagi ke Qatar. Liat di beberapa vlog, sepertinya mereka juga sudah siap. Bismillah, pilih Qatar. Harganya masih masuk akal, relatif murah untuk ukuran masa pandemi yang daya tampungnya pasti dikurangi.

Untuk Quebec-Montreal, ga ada pilihan selain Air Canada 😅 Mau naik bus, bawaannya kok sadis gini.. naek turunin koper 6 bijik kan PR banget yaaa

Tes Covid

Setelah browsing beberapa hari, alhamdulillah ada juga klinik yang melayani tes Covid untuk pelancong di Quebec City. Sebelumnya cuma nemu di Montreal. Huhuhuhu…. kopit gini mau ke Montreal kan semacam uji nyali ya. Ya gimana enggak, Montreal kan episentrum kopit di Kanada 😅

Alhamdulillah lagi, selain lebih deket, ongkosnya pun lebih murah. Di Montreal, biayanya antara 250-280 CAD. Sementara di sini hanya 200 CAD. Bikin janji cukup via telpon, kami membuat janji untuk tes H-3 keberangkatan. Informasi dari mereka, hasil paling lambat akan dikirim dalam 72 jam. Deg-degan dong, sis, mepet banget 😂

Packing dan Beberes

Ini seru juga… bongkar pasang isi koper, cek barang yang jadi prioritas, udah ga terhitung lagi, berapa kali kami bongkar koper. Kuota 4*23 kg + 2*7kg rupanya tidak cukup 😂 Iyah, ternyata selama 4.5 tahun ini kami mengumpulkan aneka barang.. plus teman-teman yang memberi kenang-kenangan. Ga mungkin ditinggal dong 😂

Telpon ke Qatar untuk tanya harga ekstra bagasi…250 USD untuk 23 kg!! 😫 Sayang amat segitu cuma buat bawa barang-barang..ahahahah.. Alhamdulillah ada teman Indonesia yang akan pulang barengan. Dapet hibah bagasi 15 kg 🤩 Makasiiiih, Mbooook!! Total bawaan yang masuk bagasi sekitar 105 kg. Masih bisa bawa yang di kabin…hihihihi…

Next, beberes apartemen. Aturannya, apartemen harus bersih seperti semula. Barang dari pengelola apartemen hanya kulkas & kompor. Sisanya harus dibuang atau dihibahkan ke teman/pasar loak. Alhamdulillah ada teman Indonesia yang akan melanjutkan kontrak sewa apartemen. Jadi kami ga perlu membuang aneka perabotan yang dikumpulkan selama ini 😂

Drama Pesawat

Udah mah deg-degan dedlen hasil tes kopit, eh, dua hari sebelum tes ada email dari Air Canada kalo penerbangan kami yang harusnya jam 4 sore, maju jadi jam 11.30 🤧 Yassalaaam, buru-buru telpon pihak klinik buat update jadwal 😂

Hari H tes, agak deg-degan ya. Belum pernah dicolok-colok di hidung sampe ujung kan yaa… Bapak petugasnya baik sih.. paham kayanya ya, liat wajah-wajah tegang kami 😅 “Ga sakit, cuma rasanya ga nyaman karena saya harus memasukkan stik ini sampai ujung hidung dan memutar selama 10 detik untuk mengambil sampel.”

Iya loh, alhamdulillah ga sakit blas. Cuma abis dicolok itu, rasanya pengen bersin-tapi-ga-bisa, yang ada reaksi kami malah ketawa sampe nangis 😂

Daaaan… hasilnya keluar besok sorenya… Alhamdulillaaah!! Nyicil lega satu perkara yaaa

Surat Keterangan Perjalanan dari KBRI

Untuk mendapatkan surat ini, cukup mengirimkan foto paspor dan alamat domisili di Indonesia ke KBRI Ottawa via Whatsapp. Kalo perlu nomernya, sila colek via contact yaaa 😉

Suratnya akan dikirimkan via WA juga, dalam bentuk pdf. Prosesnya relatif cepat dan mudah.

Au revoir Quebec!

Yak, tiba juga hari yang ditunggu. Sejak pagi hari kami ditemani para tetangga (walo sambil deg-degan karena di Quebec saat itu masih belom boleh bertamu, ahahahah), packing terakhir, dan menunggu Tante Siti yang akan mengantar kami ke bandara. Huhuhu… mulai berasa melow pas dadah-dadah sama apartemen yang kami tinggali selama 4.5 tahun, temen-temen yang bikin betah di Quebec (ini sih melow sejak farewell via zoom beberapa hari sebelumnya 🥺), pepohonan yang mulai tertutup salju…. iya, pagi itu salju turun lagi…seolah pengen bilang, au revoir

Tiba di bandara, sepiiiii banget! Serasa bandara milik sendiri 😂 Udah mah sehari-hari ini bandara memang sepi, pandemi ini bereran bikin makin senyap 😅

Akhirnya kami pun boarding. Sempat terhenyak melihat pesawat yang akan mengangkut kami ke Montreal. Imuuut, siis 😅 Saya agak deg-degan gitu kalo pesawatnya kecil. Apalagi liat awan mendung menggantung di langit Quebec. Yowis, bismillah… 😂

Di dalam pesawat, formasi duduk 2-2 dan tidak ada jarak antar penumpang. Namun kami diwajibkan untuk selalu mengenakan masker selama penerbangan. Pihak maskapai juga membagikan masker, pembersih tangan, air minum dan cemilan di dalam satu plastik untuk setiap penumpang.

Perjalanan diselingi beberapa kali turbulensi dan ada semacam perasaan naik roller coaster 😂 Tiba-tiba pesawat turun dalam sepersekian detik, semacam mau jatuh. Jantung rasanya mau lepas, tiba-tiba mual dan perjalanan yang sebenarnya ga sampe satu jam jadi berasa lama. Ini kali pertama saya merasa mual di dalam pesawat.. ahahaha… 😅

Montreal

Akhirnya sampe juga di Montreal sekitar jam 12.30. Karena penerbangan kami masih 8 jam lagi, kami belum boleh masuk ke terminal internasional. Hamdalah loh, Sis, kami bawa bekel nasi, sambel tuna & kering tempe, wkwkkwk.. Restoran cuma buka beberapa. Itu pun ga ada yang jual nasi.. *ya menurut nganaaa?

Akhirnya jam 4 sore kami boleh masuk ke International Gate. Ya Allah, Sis… sepi banget. Tahun lalu pas mudik kan via Montreal juga ya…rame banget. Kali ini rasanya beda banget. Sepi, di jadwal hanya ada enam penerbangan, itu pun satu dibatalkan. Alhamdulillah penerbangan kami tetap on schedule.

Sekitar jam 7 malam, kami mendengar nama kami dipanggil, diminta menuju meja verifikasi. Eh? Ternyata ada verifikasi dokumen-dokumen untuk masuk ke Indonesia. Hasil tes covid dicek, lalu aplikasi e-HAC dan pedulilindungi juga diperiksa. Ponsel saya kok ya ndilalah error.. Hamdalah satu keluarga cukup satu aplikasi… Punya Pak Suami udah komplit aplikasinya 😅

Oh iya, untuk WNA, walaupun sudah mendapatkan visa dari imigrasi Indonesia, ternyata tetap harus verifikasi ulang ke Jakarta apakah ybs boleh masuk Indonesia. Teman kami harus menunggu satu jam untuk mendapat persetujuan dari Dirjen Imigrasi 😅

Beres verifikasi dokumen, kami kembali ke gate. Rupanya sudah mendekati waktu boarding. Petugas membagikan face shields. Kami pun mulai membentuk antrian berdasar nomor tempat duduk di pesawat. Oh iya, masker dan faceshields wajib dikenakan sampai tiba di tujuan (iya, sampe Jakarta 😅). Hanya boleh dilepas saat makan dan minum. Siaap! Demi keamanan kita bersama yekaaan…

Doha

Alhamdulillah penerbangan selama 12 jam-an berjalan dengan lancar. Seperti biasa, makanan enak, pelayanan bagus, WiFi lancar, dan tidur nyenyak. Oh iya, dapet protective kit (masker, hand sanitizer, sarung tangan) juga ya. Selain itu, antar penumpang juga diberi jarak satu kursi.

Tiba di Doha, kami langsung menuju…. toilet! Ahahaha.. Tentu saja pengen bebersih, ganti baju dan mencari tempat sholat. Selama pandemi ini, mushola ditutup 😟. Jadilah para penumpang random sholatnya. Ada yang di depan mushola, kebanyakan sih di ruang tunggu 😅

Kebetulan kami hanya transit 2 jam. Alhamdulillah cukup buat bebersih, ganti baju & sholat. Masih ada waktu sekitar setengah jam buat leyeh-leyeh sembari ngemil. Dan kami pun siap menuju….

Jakarta!

Uhuuy, mau parkir di sebelah GIA

Penerbangan selama 8 jam 45 menit berasa agak lama… ahahaha… saya udah ga sabar pengen liat teluk Jakarta 😂 Alhamdulillah akhirnya mendarat dengan mulus. Kami sengaja turun belakangan. Santai aja, kan masih pagi yaaa…

Ternyata di bandara langsung disambut tim verifikasi lagi dong yaa.. Tapi sayang ga boleh foto-foto. Ada petugas yang membagikan form ke setiap penumpang dan ada beberapa anggota TNI yang berjaga. Ada banyak bangku yang disediakan untuk mengisi form.

Setelah mengisi form, kita diminta antri untuk cek suhu dan saturasi oksigen. Ada tiga meja petugas. Di sini hasil tes covid juga dicek.

Lalu kita diminta antri lagi untuk cek dengan petugas kesehatan. Kita diminta untuk karantina mandiri selama 14 hari, tidak kontak dekat dengan keluarga lain/tetangga.

Berikutnya, antri lagi ke imigrasi. Stempel paspor, trus cus ambil bagasi. Hamdalah karena kami paling belakang, koper-koper kami mudah ditemukan di conveyer belt 😂
Sebelum keluar, ada anggota TNI yang cek hasil tes covid lagi 😅 Lalu bagian custom, terakhir, ada anggota TNI lagi.. cek hasil tes covid lagi 😅

Jadi begini perjalanan pulang kami. Nah, berdasar pengalaman, supaya nyaman di perjalanan:

  1. Bawa bantal leher
  2. Kenakan baju dan alas kaki yang paling nyaman…
  3. Persiapkan baju ganti. Kasus kami nih ya, pulang pas Quebec saljuan. Dan karena sudah beradaptasi dengan dinginnya Quebec, sepanjang jalan di pesawat, kami merasa geraaah.. wkwkwkwk.. padahal kami liat sekeliling, pada pake jaket & selimut!! *iyah, congkak banget, minta ditampol 😂 Selain itu, krn pandemi ini, kami merasa lebih nyaman kalo ganti baju di tiap bandara.. hehehe..
  4. Bawa bekal dan cemilan kalo transitnya lama. Terutama kalo perut nasi seperti kami 😅
  5. Karena kami lebih nyaman memakai masker kain, selama perjalanan kami membawa beberapa cadangan masker
  6. Hand sanitizer dan teman-temannya cukup bawa seperlunya. Setiap penerbangan bakal dapet dan itu lebih dari cukup buat sepanjang perjalanan
  7. Bawa pulpen buat ngisi form imigrasi & kesehatan
  8. Unduh aplikasi e-HAC dan pedulilindungi sebelum berangkat ke bandara
  9. Siapkan semua dokumen dalam satu tas yang mudah diakses
  10. Kalau masih ragu dengan peraturan masuk Indonesia, langsung kontak KBRI aja ya. Kemaren saya double check dengan maskapai juga supaya lebih yakin 😅

Leave a comment